| |||||||||||
Harga | Rp. (call.CS) | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Deskripsi Produk |
Masyarakat di Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang penuh budaya
dan kaya akan keberagaman. Salah satunya ditandai dengan adanya cara
berpakaian. Salah satu hal yang paling berpengaruh terhadap cara
berpakain ialah bahan dasar berpakaian . Jika di masyarakat Jawa
terdapat batik maka di masyarakat lainnya khususnya masyarakat Nusa
Tenggara Timur terdapat kain tenun. Meski secara administratif
gugusan-gugusan pulau di wilayah tersebut berada dibawah satu
pemerintahan namun tak berarti budaya yang juga homogen.
Beranekaragamnya suku yang ada menyebabkan tiap suku dan etnis memiliki
bahasanya masing-masing yang mempunyai ratusan dialek lebih. Hal inilah
yang menjadi alasan mengapa terdapat beragamnya motif yang ada pada
tenunan. Tiap wilayah dan suku masing-masing mempunyai keunikan yang
khusus dibanding dengan daerah, contohnya seperti menampilkan legenda,
mitos dan hewan masing-masing daerah. Ada juga yang bertujuan untuk
menggambarkan penghayatan akan karya Tuhan yang besar.
SejarahMasyarakat NTT diperkirakan telah ada sejak 3500 tahun yang lalu. Banyak ahli memperkirakan bahwa nenek moyang masyarakat NTT berasal dari ras yang beragam antara lain Astromelanesoid dan Mongoloid. Terdapat juga beberapa penemuan fossil yang menunjukan bahwa masyarakat NTT ada juga yang berasal dari ras Negroid dan Eropoid. Kerajaan pertama yang berkembang diperkirakan berkembang pada abad 3 M. Sejak lahirnya kerajaan tersebut diperkirakan masyarakat telah mengenal adanya seni budaya yang tinggi dan diapresiasi dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Salah satu nya ialah kemampuan menenun. Menenun merupakan kemampuan yang diajarkan secara turun menurun demi menjaga agar tetap dilestarikan. Tiap suku mempunyai keunikan masing-masing dalam hal corak dan motif. Tiap inidividu diharapkan bangga mengenakan kain dari sukunya masing-masing sebab tiap kain yang ditenun itu unik dan tidak ada satu pun identik sama. Motif atau pola yang ada merupakan manifestasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat dan memiliki ikatan emosional yang cukup erat dengan masyarakat di tiap suku. Selain itu dengan bisa menenun menjadi indicator bai seorang wanita untuk siap dan pantas dinikahi, untuk pria yang menjadi indicator ialah mempunyai ladang dan bisa bercocok tanam. .[1] |
TenunPedia
Senin, 29 Juni 2015 on
Tidak ada komentar:
Posting Komentar